إنَّ الْحَمْدَ
لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ ونستغفره ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن
سيئات أعمالنا مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ
فَلَا هَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا
شَرِيكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ
قال الله تعالى يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا
اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
وقال تعالى يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا
رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا
وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي
تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
وقال تعالى يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا
اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ
وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ
فَوْزًا عَظِيمًا
فإن أَصْدَقَ
الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ وَأَحْسَنَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صلى الله عليه
وسلم وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلُّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلُّ
بِدْعَةٍ ضَلالَةٌ وَكُلُّ ضَلالَةٍ فِي النَّارِ
أَمَّا بَعْدُ
Puja dan puji syukur mari kita panjatkan
ke hadirat Allah SWT atas segala limpahan nikmat dan rahmatNya kepada kita
semua. Tidak ada nikmat yang lebih
pantas untuk kita syukuri melebihi nikmatNya berupa hidayah Iman dan Islam.
Shalawat serta salam mari kita haturkan kepada junjungan kita Rasulullah
Muhammad SAW, berkat jasa beliaulah kita dapat mengenal Islam, berkat
pengorbanan beliaulah Islam dapat menjadi rahmat bagi semesta alam.
Maasiyrol muslimin rahimakumullah,
Ditengah derasnya arus globalisasi dan
kemajuan teknologi saat ini, banyak kita jumpai hal-hal yang baru, hal-hal yang
tak pernah kita jumpai dan kita rasakan sebelumnya. Ibarat dua sisi logam, globalisasi
serta kemajuan teknologi yang kita alami sekarang ini ada yang memberikan
dampak positif dan tidak jarang pula memberikan dampak negatif. Diantara dampak
positif yang kita rasakan itu diantaranya adalah kemajuan di bidang komunikasi, transportasi, infrastruktur dan
lain sebagainya. Kesemuanya itu baik secara langsung maupun tidak langsung
memberikan kemudahan kepada kita dalam menjalani aktivitas kehidupan di dunia
ini. Maka patutlah kita bersyukur kepada Allah SWT atas berkah dan nikmat-Nya tersebut.
Jamaah shalat jumat yang dimuliakan oleh
Allah,
Berbagai kemajuan itu, hendaknya kita
manfaatkan dan kita daya gunakan dengan sebaik-baiknya dalam rangka tugas kita
sebagai khalifah Allah di muka bumi. Sungguh kerugian yang nyata apabila
kemudian berbagai kemajuan yang kita alami sekarang ini semakin menjauhkan diri
kita dari Allah dan justru melalaikan kita dari tugas sebagai khalifatullah. Sungguh
mengherankan jika pada zaman yang
dikatakan maju ini banyak kita jumpai orang-orang yang pandai, orang-orang yang
pintar, orang-orang yang berilmu namun tidak terbersit sedikitpun di dalam
dirinya rasa takut kepada Allah SWT. Korupsi, penipuan, seks bebas, penggunaan narkoba dan lain sebagainya dengan
begitu mudahnya dilakukan dan dikerjakan. Maka timbul suatu pertanyaan, apakah
ini yang disebut kemajuan?, apakah ini kemajuan yang kita harapkan?.
من ازداد علما و لم يزدد هدى فلم يزدد من
الله إلا بعدا
“Barangsiapa siapa yang bertambah
ilmunya, namun tidak bertambah hidayahnya, maka tidak akan bertambah sedikitpun
baginya kecuali semakin bertambah jauh dari hadapan Allah.”
Kemajuan sebuah peradaban tidaklah hanya
diukur dari kemajuan fisik dan materi, faktor utama yang menentukan kemajuan peradaban
sebuah bangsa adalah adanya rasa iman dan takwa yang mengakar di dalam jiwa.
Kemajuan peradaban Islam di masa lalu tiada lain adalah berkat konsistensi para
ulama’ dan para pemimpin pada masa itu terhadap akidah dan syariat Islam.
Mereka tidak ragu mensyiarkan ajaran-ajaran Islam, mereka tidak
setengah-setengah dalam menjalankan perintah Allah dan Rasulnya serta menjauhi
larangan-laranganNya. Itulah pondasi sebuah peradaban yang agung, peradaban
yang dibangun diatas pondasi keimanan dan ketakwaan.
و لو أن أهل القرى أمنوا و اتقوا لفتحنا
عليهم بركات من السماء و الأرض و لكن كذبوا فأخذناهم بما كانوا يكسبون
“Jikalau
sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan
melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka
mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan
perbuatannya." (al-A’raf:
96)
Beberapa hari yang lalu kita telah
merayakan hari kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ke-70.
Sungguh kemerdekaan yang kita rasakan sekarang merupakan nikmat dan rahmat
Allah SWT yang harus kita syukuri mengingat bahwa sampai saat ini masih kita
jumpai saudara-saudara kita di Palestina yang tanpa kenal lelah berjuang untuk
merebut kembali hak-hak mereka atas tanah air mereka. Merupakan sebuah
keharusan bagi kita untuk selalu menghormati, mengingat serta mengilhami akan
perjuangan dan pengorbanan para pahlawan kita dalam merebut dan mempertahankan
kemerdekaan negara tercinta ini. Dengan kemerdekaan ini bukan berarti
perjuangan kita telah berakhir sebab perjuangan itu akan terus berlanjut dan semakin berat. Memang
saat ini kita tidak dijajah secara fisik, namun kita sedang dijajah secara
moral dan pikiran. Untuk terbebas dari penjajahan yang demikian itu tidaklah
ada jalan lain selain dengan memperkuat dan meningkatkan iman dan takwa kita
kepada Allah SWT. Jangan biarkan virus
hubbud dunya (kecintaan pada dunia) merasuk kedalam jiwa sehingga melalaikan
kita dari perjuangan itu. Mohammad Natsir berpesan bahwa jika bangsa ini tidak
mau tenggelam dihantam gelombang zaman, maka bangsa ini tidak boleh berhenti
mendayung. Jangan sampai kita berhenti mendayung hanya karena merasa telah sampai di tepi pantai,
padahal kita sedang berada di tengah arus. Jika kita berhenti mendayung maka
arus itu akan mengombang-ambingkan kita dan menghayutkan kita ke suatu tempat
yang tidak kita ingini.
Jamaah shalat jumat yang dirahmati Allah,
Memang, jika kita menengok ke negara-negara barat,
disitu kita jumpai berbagai kemajuan. Namun kemajuan yang mereka alami itu
hanyalah kemajuan dari aspek materi, kemajuan yang hanya diukur dari kacamata duniawi.
Mereka boleh saja menciptakan berbagai teknologi-teknologi canggih, namun
apalaah arti semua itu jika tidak diikuti dengan kemajuan spritual , moral dan
akhlak. Padahal Allah telah mengingatkan dalam al-Quran,
و ما الحياة الدنيا إلا متاع الغرور
“Dan kehidupan
dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (Ali Imran: 185)
Kita telah mendengar dan mengetahui
bahwa di Amerika telah dilegalkan perkawinan sesama jenis dengan dalih hak
asasi manusia. Memang manusia memiliki hak-hak asasi yang dimiliki sejak ia
dilahirkan dimuka bumi, namun tidaklah ada yang lebih berhak atas dunia ini dan
atas diri kita selain Sang Maha Kuasa, Sang Pencipta, yaitu Allah SWT. Sudah
menjadi tugas kita untuk tunduk dan patuh kepada ketentuan-ketentuan Allah,
karena Dia lah yang menciptakan manusia dan pemilik seluruh isi alam semesta,
Allah SWT berfirman,
و ما خلقت الجن والإنس إلا ليعبدون
“Dan tidaklah aku ciptakan golongan jin
dan manusia kecuali hanya untuk beribadah kepadaku.” (adz-Dzariyat: 56)
Islam adalah agama yang komprehensif
yang mengatur segala aspek kehidupan, Islam tidak memisahkan antara aspek
materi dan spiritual, antara negara dan agama, antara politik dan moral, antara
ilmu dan amal. Itulah konsep kehidupan
yang integral. Konsep kehidupan yang berorientasi bukan hanya pada dunia namun
juga akhirat. Islam mengajarkan kepada manusia bahwa dunia ini adalah ladang
bagi kehidupan di akhirat kelak.
Maasyirol muslimin rahimakumullah,
Itulah tugas kita sebagai manusia,
sebuah tugas untuk memaksimalkan segala potensi yang kita miliki semata-mata
hanya untuk beribadah dan mengharapkan ridho Allah SWT. Allah menciptakan
manusia sebagai makhluk yang sempurna yang melebihi mahkluk-makhluk ciptaanNya
yang lain. Karena kesempurnaan itulah manusia diberi amanah untuk mengelola
dunia. Sungguh berat tugas yang diamanatkan Allah kepada kita dan hanya dengan
petunjukNya lah kita dapat mengelola dunia beserta isinya dengan cara yang baik
dan benar. Maka dari itu, tampaklah jelas bahwa iman dan ilmu merupakan pondasi
penting dalam kehidupan manusia. Keduanya tidak dapat dipisahkan satu sama
lain, Buya Hamka mengatakan bahwa “iman tanpa ilmu bagaikan
lentera di tangan bayi, namun ilmu tanpa iman bagai lentera di tangan pencuri.”
Allah mengecam keras orang-orang yang berilmu namun tidak sedikitpun ilmunya
itu mengantarkan rasa iman dan ketakwaan kepada Allah, Allah menyamakan
kedudukan mereka layaknya binatang ternak, bahkan lebih sesat dari binatang
ternak itu sendiri. Orang-orang yang demikian ini telah disediakan oleh Allah
tempat di dalam neraka. Dalam al-Quran Allah berfirman,
ولقد ذرأنا لجهنم كثيرا من الجن و الإنس لهم
قلوب لا يفقهون بها و لهم اَعين لا يبصرون بها و لهم اذان لا يسمعون بها أولئك
كالأنعام بل هم أضلّ أولئك هم الغافلون
“Dan
sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan
manusia,mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakan untuk memahami
(ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakan untuk
melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi)
tidak dipergunakan untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu bagai binatang
ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.”
(al-A’raf: 179)
Rasulullah Saw pernah ditanya oleh
seorang sahabat, “siapakah orang yang mendalam ilmunya (ar-rasikhuna fil ilmi)?
Beliau menjawab, orang yang menunaikan sumpahnya, jujur lidahnya, lurus hatinya
dan menjaga kehormatan perut dan kemaluannya, mereka itulah orang yang mendalam
ilmunya.” (HR. Thabrani)
Islam sangat menghargai akal manusia,
maka dari itu Allah mengharamkan minuman keras, narkotika dan
berbagai macam dzat yang merusak akal lainnya. Islam sangat menghargai akal
agar dengannya manusia dapat berpikir dan mendapatkan pengetahuan, maka dari
itu Rasulullah menganjurkan umatnya untuk selalu berusaha menuntut ilmu.
قال رسول اللة صلى الله عليه و سلم: طلب العلم فريضة على كل مسلم و مسلمة
“menuntut ilmu adalah sebuah
fardhu/kewajiban bagi setiap muslim dan musimah.”
Jamaah sekalian,
Tujuan menuntut ilmu adalah untuk
membentuk diri kita agar menjadi pribadi yang baik, pribadi yang berakhlak,
pribadi yang tahu akan mana yang benar dan mana yang salah. Hanya dengan ilmu
yang benar seseorang dapat berlaku adil dalam setiap tingkah lakunya, sehingga
dapat meletakkan sesuatu sesuai dengan tempat dan kedudukannya. Itulah yang
disebut dengan manusia yang beradab. Sungguh salah orientasi kita apabila
menuntut ilmu hanya untuk kepentigan duniawi, hanya untuk menggapai harta, ketenaran, jabatan dan gelar semata. Imam
al-Ghazaly dalam kitabnya Ihya’ Ulumuddin membagi orang-orang yang berilmu
kepada dua golongan. Golongan pertama yakni ulama’ suu’ (ulama jahat), yakni para
ulama yang hanya berorientasi kepada hal-hal keduniaan. Sedangkan golongan yang
kedua adalah ulama’ akhirat, yakni para ulama yang mempelajari, mengamalkan,
serta mengajarkan ilmunya dengan niat yang ikhlas semata-mata hanya untuk
beribadah dan menggapai ridho Allah SWT. Ulama’ seperti inilah yang akan
diangkat derajatnya oleh Allah SWT,
يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا
مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَات
“Allah akan meninggikan
orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat.” (al-Mujadalah: 11)
Maka dari itu marilah kita selalu
mengharap dan selalu berdoa kepada Allah agar kita selalu diberi manfaat atas
ilmu yang telah diajarkanNya kepada kita, serta agar diajarkan kepada kita
ilmu-ilmu yang bermanfaat baik di dunia maupun di akhirat.
اللهم انفعنا بما علمتنا و علمنا ما
ينفعنا و ارزقنا علوما تنفعنا فى الدين و الدنيا و الآخرة
بارك الله لي ولكم في
القرآن العظيم، ونفعني وإياكم بما فيه من الآيات والذكر الحكيم. أقول قولي هذا،
واستغفر الله العظيم لي ولكم ولسائر المسلمين من كل ذنب، فاستغفروه، إنه هو الغفور
الرحيم.
KHUTBAH
KEDUA
اَلْحَمْدُ لله الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى
وَدِيْنِ الْحَـقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ
الْمُشْرِكُوْنَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إله إلا ِالله وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ،
قَالَ الله تَعَالَى: إن الله و ملائكته يصلون على النبي يا أيها الذين اَمنوا صلوا عليه و سلموا تسليما
اللهم صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ:
قَالَ الله تَعَالَى: إن الله و ملائكته يصلون على النبي يا أيها الذين اَمنوا صلوا عليه و سلموا تسليما
اللهم صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ:
Maasyirol
muslimin rahimakumullah,
Ilmu bukanlah sekedar
pengetahuan, namun lebih dari itu, ilmu adalah cahaya dalam hati. Cahaya yang
dapat menerangi langkah kita dalam mengarungi kehidupan di dunia dan akhirat
nanti. Dalam sebuah syair, Imam Syafii pernah mengeluh kepada gurunya akan
kesulitannya dalam mempelajari sebuah ilmu. Syair itu berbunyi seperti berikut:
شكوث إلى وقيغ
سوء حفظي فأرشدني إلى ترك المعاصى و أخبرنى بأن العلم نور و نور الله لا يهدى
للعاصى
“Pernah aku
mengadu kepada guruku tentang kesulitanku dalam menghafal ilmu. Lalu beliau menganjurkan kepadaku agar
meninggalkan perbuatan maksiat. Dan beliau
memberitahuku bahwa ilmu itu adalah cahaya Allah, dan Allah tidak akan
memberikan cahayaNya kepada orang-orang yang berbuat maksiat.”
Jamaah
sekalian,
Marilah kita
berdoa kepada Allah agar senantiasa membimbing hati kita kepada rasa takut dan
takwa kepada Allah sehingga kita dapat terhindar dari segala perbuatan maksiat dan dosa yang tidak
diridhoiNya. Marilah kita berdoa kepada Allah agar memberkahi bangsa ini dengan
generasi-generasi yang berilmu, pemuda-pemuda yang berilmu, wakil-wakil rakyat yang berilmu serta
pemimpin-pemimpin yang berilmu agar bangsa ini dapat ditunjukkan kepada sesuatu
yang benar itu benar dan yang salah itu salah sehingga terhindar dari segala
kebingungan dan kerancuan.
اللهم أرنا الحق
حقا و ارزقنا اتباعه و ارنا الباطل باطلا و ارزقنا اجتنابه
اللهم اغفر
للمسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات الأحياء منهم والأموات إنك سميعٌ قريبٌ مجيبُ
الدعوات ياقاضى الحاجات. اَللَّهُمَّ وَفِّقْ وُلَاةَ
أُمُوْرِنَا لِمَا تُحِبُّهُ وَتَرْضَاهُ، اَللَّهُمَّ أَعِنْهُمْ عَلَى طَاعَتِكَ
وَاهْدِهِمْ سَوَاءَ السَّبِيْلِ، اَللَّهُمَّ جَنِّبْهُمْ الْفِتَنَ مَاظَهَرَ
مِنْهَا وَمَابَطَنَ، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ. ربنا لا
تزغ قلوبنا بعد إذ هديتنا وهب لنا من لدنك رحمة إنك أنت الوهاب. ربنا اغفر لنا
ولإخواننا الذين سبقونا بالإيمان ولا تجعل في قلوبنا غلا للذين آمنوا ربنا إنك
رءوف رحيم. رَبَّنَا هَبْ
لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا
لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي
الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عباد الله:
إنَّ الله يأمُر بالعدل والإحسان وإيتاء ذي
القُربى، وينهى عن الفحشاء والمنكر والبغْي، يعظُكم لعلَّكم تذكَّرون، وأوفوا بعهد
الله إذا عاهَدتُهم، ولا تنقضوا الأيمان بعد توكيدها، وقد جعَلتُم الله عليكم
كفيلًا، إنَّ الله يعلم ما تفعلون. واذكُروا الله العظيم يذكُركم، واشكُروه على نِعَمِه يزدْكم، ولَذِكرُ
الله أكبر، والله يعلَمُ ما تصنَعون.