إنَّ الْحَمْدَ
لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ ونستغفره ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن
سيئات أعمالنا مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ
فَلَا هَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا
شَرِيكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ
قال الله تعالى يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا
اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
وقال تعالى يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا
رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا
وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي
تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
وقال تعالى يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا
اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ
وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ
فَوْزًا عَظِيمًا
فإن أَصْدَقَ
الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ وَأَحْسَنَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صلى الله عليه
وسلم وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلُّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلُّ
بِدْعَةٍ ضَلالَةٌ وَكُلُّ ضَلالَةٍ فِي النَّارِ
أَمَّا بَعْدُ
Puja dan puji syukur senantiasa kita
lantunkan ke hadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan nikmatnya kepada
kita semua. Tak lupa, shalawat serta salam kita haturkan kepada junjungan kita
khatimul anbiya’ Rasulullah Saw yang merupakan suri tauladan bagi kita semua.
Maasyirol muslimin rahimakumullah
Sudah menjadi fakta sejarah bahwa Islam
pernah menguasai peradaban dunia. Keagungan dan kebesaran peradaban Islam itu
dibangun dan diawali pada masa Rasulullah Saw beserta para sahabat beliau. Kita
semua mengetahui bahwa diawal kemunculannya, Islam diapit oleh dua peradaban
besar yang berpengaruh yakni peradaban romawi serta peradaban persia. Namun
hanya dalam hitungan tahun kedua peradaban besar itu berhasil ditaklukkan dan
berdirilah Islam di garda terdepan sebagai penguasa peradaban dunia dari ujung
timur hingga ujung barat. Sudah menjadi sunnatullah, Islam sebagaimana
peradaban lainnya juga mengalami pasang surut hingga akhirnya kita menyaksikan
runtuhnya kekhilafahan Islam yang paling akhir pada tahun 1924 Masehi yakni Khilafah
Turki Utsmani yang saat ini dikenal dengan sebutan negara Turki.
Kini timbul tantangan bagi kita semua
sebagai umat Islam, apakah kita hanya duduk membaca buku sejarah serta
mengagumi kebesaran Islam di masa lalu ataukah kita bangkit dan berusaha
mewujudkan kembali kemuliaan Islam itu. Jika memang pilihan kita adalah untuk
mewujudkan kembali kebesaran Islam dan mewarnai peradaban dunia dengan
nilai-nilai Islam maka itu bukanlah persoalan mudah jika tidak diikuti dengan
usaha-usaha nyata dari kita semua sebab Allah SWT telah berfirman,
إن الله لا يغيّر ما
بقوم حتّى يغيّر ما بأنفسهم
“Sesungguhnya
Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan
yang ada pada diri mereka sendiri.” (QS. Ar-Ra’d: 11)
Jamaah sidang
jumat yang dimuliakan oleh Allah
Salah satu penyebab kemunduran peradaban
Islam ialah hilangnya kesadaran umat akan konsekuensi dari keislamannya. Banyak
umat Islam yang lupa bahwa menjadi seorang
muslim tidak hanya cukup dan
berhenti dengan mengucapkan kedua kalimat syahadat. Mereka memang bersyahadat
tetapi mereka tidak meresapi makna syahadat tesebut didalam hati dan jiwanya.
Konsekuensi menjadi seorang muslim adalah menanamkan ajaran-ajaran Islam
kedalam jiwa dan kemudian mengamalkannya secara utuh dan menyeluruh di dalam
kehidupan. Seorang muslim tidak patut untuk memilah-milah ajaran-ajaran Islam
secara parsial yang hanya mengamalkan ajaran-ajaran yang terkandung di dalam
Al-Quran yang sesuai kehendak hawa nafsunya sedangkan yang tidak sesuai dengan
kehendak nafsunya ia tinggalkan. Allah SWT berfirman dalam Al-Quran,
يا أيها الذين أمنوا
ادخلوا فى السلم كافة ولا تتبعوا خطوات الشيطان إنه لكم عدوّ مبين.
Hai orang-orang
yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah
kamu turuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata
bagimu. (QS. Al-Baqarah: 208)
Imam Muhammad
Abu Zahrah menulis dalam tafsirnya bahwa adanya larangan untuk jangan mengikuti
langkah-langkah syaitan setelah perintah memasuki islam secara keseluruhan
mengandung makna bahwa agar janganlah kalian yakni umat Islam mengurai dan
melepas satu persatu simpul ikatan Islam dengan mengikuti setan dan menuruti
hawa nafsu yang selalu mengajak kepada kejahatan sebab hal itu akan
menghilangkan jejak Islam seluruhnya dan kehormatannya di dalam jiwa kita.
Baginda Rasulullah Saw juga telah
mengingatkan kita semua, di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Umamah
al-Bahily r.a beliau bersabda, “simpul-simpul ini akan terurai dan roboh satu
demi satu, setiap kali roboh satu simpul maka manusia akan berpegangan dengan
simpul yang dibawahnya. Simpul Islam yang pertama kali roboh adalah hukum atau
pemerintahan dan simpul yang terakhir roboh ialah shalat.”
Melalui sabda Rasulullah tersebut,
pantaslah kita merenungi kondisi serta keadaan Islam di seluruh dunia umumnya
dan negara kita khususnya. Kita melihat betapa Islam telah dijauhkan dari dunia
pendidikan, Islam dipinggirkan dari dunia politik, Islam dicampakkan dari
urusan-urusan bisnis, Islam dikesampingkan dari urusan-urusan sosial dan urusan
publik lainnya.
Padahal menjadi seorang muslim memiliki
konsekuensi yang amat besar. Islam tidak mengenal pemisahan agama dari urusan
publik sebab ia mengatur dari hal yang paling terkecil dan sederhana sampai
yang terbesar dan rumit. Islam adalah agama universal yang cocok diterapkan di
mana saja dan kapan saja, baik aturan yang bersifat umum maupun aturan yang
bersifat khusus.
Maasyirol muslimin rahimakumullah
Beruntunglah kita sebagai umat manusia,
bahwa Allah menciptakan kita dan tidak membiarkan kita tersesat di dunia sebab
Allah telah menurunkan kepada kita melalui perantara rasul yang diutusnya
sebuah kitab petunjuk yang menjadi pemandu jalan hidup kita yakni Al-Quran.
Kata Al-Quran memiliki dua makna yakni qiraatan wa jam’an (bacaaan dan kompilasi). Al-Quran dimaknai
sebagai kompilasi sebab ia menghimpun seluruh intisari kitab-kitab suci yang
telah diturunkan sebelumnya dan juga menghimpun seluruh ilmu pengetahuan yang
dibutuhkan manusia sebab ia adalah firman Allah yang ilmu-Nya mencakup segala
hal yang berkaitan dengan manusia dan bahkan di luar jangkauan manusia.
Pengaruh Al-Quran sungguh luar biasa
kepada seluruh isi alam ini, Allah SWT berfirman,
لو أنزلنا هذا القرأن
على جبل لرأيته خاشعا متصدّعا من خشية الله وتلك الأمثال نضربها للناس لعلهم
يتفكرون
Kalau sekiranya
Kami turunkan Al-Quran ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya
tunduk terpecah belah disebabkan ketakutannya kepada Allah. Dan
perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir.
(QS. Al-Hasyr: 21)
Jika pengaruh
Al-Quran sedemikan hebat dan dahsyatnya kepada benda mati, benda yang tidak
bernyawa serta benda yang tak memiliki akal pikiran, maka Al-Quran harus lebih
mempengaruhi kita segenap manusia yang berakal pikiran, apalagi yang mengaku
beriman kepada Allah dan Rasululllah Muhammad SAW. Tentunya kita patut bertanya
kepada diri sendiri dimanakah pengaruh dahsyat Al-Quran itu sekarang?. Setiap
hari kita membaca Al-Quran namun tidak sedikitpun kita rasakan pengaruh
Al-Quran kepada diri dan sikap kita.
Marilah kita
bercermin kepada generasi-generasi terbaik umat pada masa lalu dalam cara
mereka berinteraksi dengan Al-Quran.
Abdullah bin
Mas’ud r.a, berkata:
“Sungguh, dahulu
kami kesulitan menghafal ayat-ayat Al-Quran tetapi amat mudah bagi kami
mengamalkannya. Dan sekarang, generasi setelah kami begitu mudahnya menghafal
Al-Quran, tetapi amat sulit bagi mereka untuk mengamalkannya.”
Abdullah bin
Umar bin Khattab r.a, juga berkata:
“Kami telah
mengalami masa yang panjang dalam perjuangan Islam dan seorang dari kami telah
ditanamkan keimanan sebelum diajarkan Al-Quran sehingga tatkala satu surah
turun kepada Nabi Muhammad SAW, ia langsung mempelajari dan mengamalkan halal
dan haram, perintah dan larangan, serta apa saja batasan agama yang harus
diajaga. Lalu aku melihat banyak orang saat ini yang diajarkan Al-Quran
kepadanya sebelum ditanamkan keimanan dalam dirinya sehingga ia mampu membaca
Al-Quran dari awal hingga akhir dan tak mengerti apa-apa soal perintah dan
larangan serta batasan apa saja yang mesti dipelihara.”
Itulah beberapa
petik kata yang diucapkan oleh mereka yang merupakan bagian dari generasi
terbaik umat ini, semoga kita semua dapat meneladi mereka semua dalam
mewujudkan peradaban Islam, peradaban yang berpondasikan kemuliaan Al-Quran
yang mengantarkan kita kepada kebahagiaan dunia dan akhirat.
اللهم ارحمنا بالقرأن واجعله لنا إماما ونورا وهدى ورحمة. واجعله لنا حجة
يا رب العالمين.
بارك الله لي ولكم في
القرآن العظيم، ونفعني وإياكم بما فيه من الآيات والذكر الحكيم. أقول قولي هذا،
واستغفر الله العظيم لي ولكم ولسائر المسلمين من كل ذنب، فاستغفروه، إنه هو الغفور
الرحيم.
KHUTBAH KEDUA
اَلْحَمْدُ لله الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى
وَدِيْنِ الْحَـقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ
الْمُشْرِكُوْنَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إله إلا ِالله وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ،
قَالَ الله تَعَالَى: إن الله و ملائكته يصلون على النبي يا أيها الذين اَمنوا صلوا عليه و سلموا تسليما
اللهم صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ:
قَالَ الله تَعَالَى: إن الله و ملائكته يصلون على النبي يا أيها الذين اَمنوا صلوا عليه و سلموا تسليما
اللهم صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ:
Jamaah sidang jumat yang dimuliakan oleh
Allah
Meskipun banyak tantangan, godaan,
gangguan yang menyertai upaya kita dalam menegakkan nilai-nilai Islam di muka
bumi ini yang dilakukan oleh mereka yang dengki dan tidak suka dengan kebesaran
Islam, hendaklah itu tidak menyurutkan niat mulia kita ini. Allah SWT telah
berfirman,
يريدون أن يطفئوا نور الله بأفوههم ويأبى الله إلا أن
يتمّ نوره ولو كره الكافرون. هو الَّذِيْ أَرْسَلَ
رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَـقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ
وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ
Mereka
berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan- ucapan)
mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahayaNya, walaupun
orang-orang yang kafir tidak menyukai. Dialah yang telah mengutus RasulNya
(dengan membawa) petunjuk (Al-Quran) dan agama yang benar untuk dimenangkanNya
atas segala agama, walaupun orang-orang musyrikin tidak menyukai. (at-Taubah
32-33)
Dalam ayat
tersebut dijelaskan ada tiga faktor yang menyebabkan Islam akan tetap tegak
meskipun banyak terjadi berbagai upaya untuk menghancurkannya, ketiga faktor
itu ialah, pertama, petunjuk Al-Quran selama itu diamalkan oleh umat Islam.
Kedua, selama umat Islam masih saling berlomba dalam melakukan amal shaleh
serta menegakkan tauhid. Dan yang ketiga adalah karena Allah SWT sendirilah
yang akan menjaga eksistensi serta memenangkan agama Islam ini.
اللهم اغفر للمسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات الأحياء
منهم والأموات إنك سميعٌ قريبٌ مجيبُ الدعوات ياقاضى الحاجات. اَللَّهُمَّ وَفِّقْ
وُلَاةَ أُمُوْرِنَا لِمَا تُحِبُّهُ وَتَرْضَاهُ، اَللَّهُمَّ أَعِنْهُمْ عَلَى
طَاعَتِكَ وَاهْدِهِمْ سَوَاءَ السَّبِيْلِ، اَللَّهُمَّ جَنِّبْهُمْ الْفِتَنَ
مَاظَهَرَ مِنْهَا وَمَابَطَنَ، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ. ربنا لا تزغ قلوبنا بعد إذ هديتنا وهب لنا من لدنك رحمة إنك
أنت الوهاب. ربنا
اغفر لنا ولإخواننا الذين سبقونا بالإيمان ولا تجعل في قلوبنا غلا للذين آمنوا
ربنا إنك رءوف رحيم. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ
وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً
وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عباد الله:
إنَّ الله يأمُر
بالعدل والإحسان وإيتاء ذي القُربى، وينهى عن الفحشاء والمنكر والبغْي، يعظُكم
لعلَّكم تذكَّرون، وأوفوا بعهد الله إذا عاهَدتُهم، ولا تنقضوا الأيمان بعد
توكيدها، وقد جعَلتُم الله عليكم كفيلًا، إنَّ الله يعلم ما تفعلون. واذكُروا الله العظيم يذكُركم، واشكُروه على نِعَمِه يزدْكم،
ولَذِكرُ الله أكبر، والله يعلَمُ ما تصنَعون.