Merupakan sebuah nikmat yang tidak ternilai bagi umat
manusia, bahwa Allah SWT tidaklah menciptakan mereka dengan kebebasan bertindak
mengikuti hawa nafsunya semata-mata, sehingga akhirnya terjebak dalam kesesatan, melainkan
sekaligus juga dengan memberikan petunjuk (guidance) dan arahan (direction) kepada jalan yang benar. Allah
memberikan petunjuk kepada manusia yang merupakan ciptaan-Nya yang paling
sempurna (ahsanu taqwim) supaya dapat menjalani kehidupan yang baik dan
benar itu dengan perantara para nabi dan rasul yang diutusnya. Tugas para nabi
dan Rasul adalah satu dan tidak berbeda antara satu sama lain, yakni untuk
menyampaikan akidah serta syariat yang benar kepada umat manusia. Memang pada
kenyataannya hanya Nabi Muhammad SAW yang diutus untuk seluruh umat manusia
sedangkan para nabi atau utusan Allah yang lainnya hanya diutus untuk golongan
dan kaum tertentu di zaman tertentu. Namun kenyataan itu bukanlah berarti bahwa apa
yang disampaikan antara kaum yang satu dengan kaum yang lain, antara
zaman yang satu dengan zaman yang lain adalah berbeda Salah jika ada yang beranggapan bahwa
Nabi Musa diutus dengan membawa agama Yahudi, Nabi Isa diutus dengan membawa
agama Nasrani, Nabi Muhammad diutus dengan membawa agama yang disebut Islam.
Perlu diketahui bahwa para nabi diutus sebagai penegas serta
pembenar antara satu sama lain. Masing-masing diutus sebagai pembenar ajaran
nabi sebelumnya serta pemberi kabar akan kemunculan nabi setelahnya yang juga membawa ajaran yang sama hingga kemudian ditutup dan disempurnakan oleh utusan
terakhir yakni Muhammad SAW. Maka sesungguhnya yang ada hanyalah satu
hakikat, satu realitas, dan satu
kebenaran. Sangat tidak masuk akal apabila semua agama yang ada saat ini yang
sangat jelas perbedaanya antara satu sama lain baik secara akidah maupun
syariat dianggap benar seluruhnya, sebab jika demikian halnya, bagaimana mungkin
seorang nabi yang diutus sebagai pembenar bagi nabi yang diutus sebelumnya
membenarkan ajaran yang berbeda dengan ajaran yang dibawanya sedangkan mereka
diutus oleh Allah SWT dengan satu ajaran dan petunjuk yang sama. Bagaimana
mungkin nabi Muhammad sebagai penutup para nabi yang menyeru umat manusia untuk
menyembah Allah SWT sebagai Tuhan satu-satunya dapat membenarkan ajaran agama
yang tidak menyeru kepada Allah SWT.
Dengan demikan maka agama yang benar hanyalah satu, yakni
agama Tauhid yang meyakini bahwa Tuhan satu-satunya hanyalah Allah SWT semata
dan tidak ada yang lain. Apabila sekarang ini terdapat berbagai macam agama,
maka itu bukanlah agama yang dibawa oleh para nabi sebelum nabi Muhammad SAW melainkan agama yang jauh dan menyimpang
dari ajaran sebenarnya. Dengan kata lain ia adalah agama budaya, agama yang
dibuat dan diciptakan atas rasa, karya dan karsa manusia sendiri. Mereka secara
sadar dan sengaja meyimpang dari ajaran sebenarnya yang dibawa oleh nabi-nabi
mereka.
إن الدين عند الله
الإسلام ومااختلف الذين أوتوا الكتاب إلا من بعد ما جاءهم العلم بغيا بينهم ومن
يكفر بأيات الله فإن الله سريع الحساب.
“Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi
Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab
kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian
(yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah
maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.” (Ali Imran : 19)